Fame buat lu semua yang punya selera seni

Bioskop Blitzmegaplex - The Largest Cinema in Indonesia

Read More..

Dari Data Mentah Menjadi Senjata Bersaing

Writing by shelma on Monday, 30 of March , 2009 at 2:09 pm

Beberapa perusahaan Indonesia telah memanfaatkan solusi business intelligence untuk mengoptimalkan pemanfaatan data yang mereka miliki. Keunggulan kompetitif apa yang bisa dinikmati?

Enam bulan terakhir Jaya Saminta (35 tahun) merasa ritme kerjanya lebih enak dan optimal. Sebagai manajer pengembangan account perusahaan jasa logistik, kini ia bisa lebih cepat dan yakin dalam mengambil keputusan. Maklum, kepadanya kini diberikan fasilitas pelaporan yang cepat, selalu up-to-date dan mudah diperoleh. Kapan saja ia membutuhkan, informasinya bisa diperoleh cukup dengan mengklik komputer di mejanya. Semua sudah tersedia di portal intranet perusahaan, disajikan dalam grafik dan tabel yang rapi, menarik dan lengkap.

Kini, Jaya juga bisa dengan mudah melihat tingkat profitabilitas masing-masing pelanggan. Imbasnya, ia dapat merumuskan strategi penarifan (termasuk strategi diskon) lebih baik bagi masing-masing pelanggan. Tak perlu lagi ia mengumpulkan dan menghitung sendiri satu per satu data. Jaya hanyalah satu dari sekian banyak orang di perusahaannya yang kini merasakan manfaat, setelah tahun lalu perusahaannya memanfaatkan solusi pintar berbasis teknologi informasi (TI) yang lazim disebut sistem business intelelligence (BI).

Dalam 1-2 tahun terakhir memang makin banyak perusahaan di Indonesia, khususnya perusahan besar, yang mengimplementasi sistem BI. Nampaknya para pebisnis makin menyadari, di tengah iklim persaingan yang makin ketat, dituntut kemampuan mengambil keputusan lebih cepat dan akurat. Terlambat sedikit saja bisa berakibat lenyapnya peluang dan kerugian besar. Maka, keberadaan sistem TI yang mampu menyajikan informasi secara detail, lengkap dan cepat semakin diperlukan. Apalagi kenyataanya dalam sebuah perusahaan, data yang harus dianalisis begitu kompleks dan melibatkan banyak divisi/departemen.

Alasan itu yang nampaknya melecut sejumlah perusahaan di Indonesia untuk mengimplementasi BI. Misalnya dilakukan Bank Central Asia, Bank Niaga, PT Excelcomindo Pratama, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia (AAUI), PT Sequis Life dan PT Hasjrat Abadi. Sederet perusahaan itu menghadapi kenyataan bahwa profitabilitas pelanggannya amat beragam. Sesuai dengan Hukum Pareto, mereka harus tahu mana 20% pelanggan yang paling kontributif terhadap pendapatan perusahaan dan mana yang marginal. Juga, harus tahu mana pelanggan yang harus lebih diperhatikan dan mana layanan yang sebaiknya dipangkas.

Kasus menarik bisa dilihat di AAUI — perusahaan asuransi umum dalam Grup Allianz — yang menerapkan solusi BI sejak tahun 2000. Bisnis AAUI cukup kompleks. Jasa asuransi yang ditanganinya meliputi asuransi properti (rumah, gedung), mobil, usaha, huru-hara, kebakaran, kelautan (marine), konstruksi (engineering) , dana pensiun, dan sebagainya. Jumlah cabang, agen, broker yang dikelola puluhan, dan otomatis jumlah klien juga banyak sehingga data yang dimiliki AAUI pun kompleks.

Sebelum BI diterapkan, ada sejumlah persoalan yang sering muncul, terutama masalah kecepatan pengambilan keputusan dan akurasi informasi yang tersedia. Misalnya dalam kasus ketika bagian underwriting ingin menganalisis sebuah order perlindungan asuransi baru dari perusahaan yang sudah pernah menjadi klien. Tim underwriter harus mencari data historis dengan cara mengompilasi semua data dan kemudian menyeleksi satu per satu secara manual. Sudah tentu pekerjaan ini melelahkan dan butuh waktu lama. Selain itu, melibatkan pula unit kerja lain baik di kantor pusat maupun kantor cabang. Bahkan tak jarang, melibatkan broker atau agen. Prosesnya lama, karena belum ada informasi memadai yang sewaktu-waktu bisa langsung dipakai.

Keterlambatan dan kelangkaan informasi juga menjadi masalah bagian klaim. Ketika BI belum diimplementasi, mereka kesulitan — atau setidaknya butuh waktu lama — untuk mengetahui posisi penyelesaian klaim, baik di tingkat nasional maupun cabang-cabang. Karyawan yang bersangkutan sulit mengetahui berapa besar persentase klaim yang bisa dibereskan dalam 30 hari dan mana yang memakan waktu lebih lama. Padahal ini soal penting, sebab menyangkut kualitas pelayanan, apalagi buat pelanggan besar.

Memang waktu itu bisa saja mengetahui standar rata-rata kecepatan klaim di semua cabang dan industri, tapi harus dihitung secara manual sehingga butuh waktu lama dan rumit. Itu pun datanya belum tentu akurat. Maklum, data yang tersedia masih mentah dan belum spesifik sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit bisnis (divisi). “Sistem TI kami waktu itu sudah menyimpan semua data, tapi masih berupa flat data. Jadi ya sekadar data, belum informasi,” tutur Erwin Purwadarma, CIO AAUI.

Dengan alasan itu, tahun 2000 AAUI mengimplementasi BI. Untuk mengimplementasi BI, menurut Erwin, biayanya relatif tak mahal. Pasalnya, BI lebih terkait dengan sistem pelaporan sehingga hanya butuh mesin pintar yang berfungsi menganalisis dan mengelompokkan data. Engine-nya tak lain berupa peranti lunak yang kini cukup tersedia pilihan vendornya, baik asing maupun buatan software house lokal.

Menurut Erwin, yang mahal justru investasi untuk membangun kesiapan sistem sebelum proses implementasi BI. Misalnya, membangun lebih dahulu sistem enterprise resource planning (ERP) yang di dalamnya ada sistem data warehousing sebagai komponen BI. Dalam analogi Erwin, bila sistem ERP ada di hulu, letak sistem BI di hilirnya. “Jadi, BI merupakan solusi yang sifatnya pengembangan lebih lanjut,”? ujarnya.

Karena lebih sebagai proyek pengembangan, Erwin mengungkapkan, implementasi BI di AAUI hanya memakan waktu dua minggu. Apalagi ketika itu AAUI hanya meminta kepada Microsoft, vendor sekaligus konsultannya, untuk membuatkan prototipe awal. Adapun model berikutnya dikembangkan sendiri oleh tim internal secara bertahap. “Paling-paling biayanya karena harus beli lisensi SQL Server dan biaya konsultan untuk buat prototipe pertama. Kontraknya hanya US$ 10 ribu,” Erwin berterus terang.

Untuk menjalankan sistem BI, AAUI membeli software Microsoft Data Analyzer 3.5, sebagai mesin untuk menganalisis semua sumber data yang dibutuhkan masing-masing unit bisnis. Lalu, dari situ semua data disatukan dalam satu server database, Microsoft SQL Server 2000. Sumber datanya sendiri bisa dari bermacam-macam aplikasi, baik di cabang, aplikasi yang terhubung dengan para broker, maupun aplikasi front-end lainnya.

Data “mentah”? yang terkumpul di server database dikirimkan ke sistem online analytical processing agar bisa menjalani analisis isi lebih lanjut. Kemudian, semua informasi diekstraksi dari database SQL Server menggunakan Microsoft SharePoint Portal Server 2001. Nah, hasil proses itu berupa informasi siap pakai yang kemudian dimunculkan di portal intranet yang bisa dibaca para staf atau siapa pun di unit bisnis yang terkait. Sebagian informasi penting dan relevan itu juga bisa diakses lewat ekstranet oleh para broker dan agen.

Sekarang, semua divisi bisnis di AAUI bisa menikmati informasi “matang”? yang disajikan BI. Mulai dari bagian underwriting, klaim, reasuransi, hingga bagian keuangan. “Tentu kebutuhan dan informasi apa saja yang disajikan buat masing-masing bagian berbeda-beda, ” Erwin menjelaskan. Dari sistem BI itu diketahui secara lengkap, profil risiko bisnis berdasarkan channel bisnis: broker, agen dan cabang. Juga, tingkat persebaran risiko dan profil premi nasabah, bahkan premi dalam hitungan per hari dan perbandingannya dari hari ke hari.

Berkat BI, manajemen AAUI dapat mendeteksi 10 account pemberi kontribusi terbesar terhadap jumlah klaim dan juga terbesar dari segi nilai premi. Sebagai contoh, divisi underwriting kini dengan mudah mengalkulasi risiko. Ketika terjadi gempa di beberapa daerah — di mana terdapat beberapa objek asuransi AAUI — dengan cepat bisa diketahui besarnya potensi risiko di daerah-daerah itu. BI juga memudahkan analisis akumulasi risiko dilihat dari berbagai sudut pandang, bisa berdasarkan cabang, segmen industri (properti, otomotif, konstruksi, dan lain-lain), tingkat premi, dan sebagainya. “Dari informasi itu bisa dirumuskan strategi meng-cover-nya termasuk strategi reasuransinya, ” timpal Mayun Subaia, Manajer Reasuransi AAUI.

Divisi klaim lain lagi. Informasi tingkat kecepatan menangani klaim akan mudah mereka dapatkan. Mulai dari pertanyaan berapa dan siapa saja yang selesai dalam 30 hari dan mana saja yang lebih dari 30 hari. Juga, mendeteksi posisi polis yang diterbitkan. Memang, berkat BI mudah diketahui mana dan berapa persentase (plus jumlahnya) penerbitaan polis yang selesai dalam seminggu, dua minggu, sebulan, dan seterusnya.

Tentu, implementasi BI dengan segala manfaatnya itu tak hanya bisa dirasakan perusahaan keuangan dengan proses bisnis relatif rumit seperti AAUI. Contoh lainnya, PT Hasjrat Abadi (HA) yang menggeluti bisnis distribusi dan perdagangan produk otomotif (mobil, motor, suku cadang, aksesori, pelumas), elektronik, bahan bangunan, dan sebagainya. Sebelum memanfaatkan solusi BI, HA juga dihadapkan pada permasalahan informasi yang belum teratur dan terukur, sementara data yang ditangani lumayan kompleks.

Bayangkan. Salah satu raja bisnis di Indonesia Timur ini memiliki tak kurang dari 20 pemasok (prinsipal) dengan 3 ribu item produk. Wilayah yang harus ditangani begitu luas. HA punya 43 titik pelayanan (18 cabang, sisanya gerai dan kantor perwakilan) di Indonesia Timur, yang tersebar di 29 kota. Belum lagi, prinsipalnya meliputi nama besar: Yamaha, Toyota, Uchida, Samsung, Pennzoil, Intirub, Yanmar, Danapaint dan Dunlop — yang tentu saja menuntut produknya dikelola dengan benar.

HA ingin punya punya sistem informasi yang baik, terutama yang bisa digunakan divisi penjualan dan divisi persediaan barang (stok). Namun, yang tak kalah penting, menurut Dwiana Achmad Asrorie, Manajer Senior TI HA, adalah informasi untuk divisi account receivable, yang mengurusi tagihan dan piutang. Maklum, banyak pembayaran dari pelanggan yang menggunakan model term of payment, sehingga penting mengetahui posisi tagihan dan piutang. Tentu, ini termasuk pula informasi untuk memantau posisi cash flow perusahaan dari waktu ke waktu. Sebelumnya HA memang sudah punya data, tapi diakui Dwiana, masih kasar dan belum “bicara”?.

Dengan alasan itu, Grup HA yang beromset triliunan rupiah per tahun, mencoba mengimplementasi BI sejak awal 2004. Untuk itu, HA menggandeng PT Realta Cakradharma — pengembang lokal — sebagai konsultan sekaligus vendor. HA memilih RIEL EIS (Executive Information System) — nama solusi BI dari Realta Cakradharma. Untungnya, sebelum menerapkan BI, HA sudah punya sistem data warehousing, sehingga di akhir 2003 semua data bisa terkumpul. Memang, seperti halnya AAUI, sebelumnya HA juga sudah mengimplementasi sistem ERP “â€Ŕ namanya: SAKTI 2000, yang juga dibuat Realta.

“Kini business intelligence kami sudah berjalan baik dan amat membantu, meskipun tetap butuh penyempurnaan, “? papar Dwiana. Informasi hasil olahan BI-nya juga dimunculkan di portal intranet. Berkat BI, staf HA yang bersangkutan, bisa dengan mudah melihat detail pekembangan stok, tingkat perputaran masing-masing produk, penjualan tiap produk di tiap kota, serta posisi persediaan dari waktu ke waktu. “Kini juga mudah mengetahui posisi piutang dan melihat siapa pelanggan dan besaran nilainya,” lanjut Dwiana.

Gambaran menarik bisa dilihat dalam hal manajemen stok/inventori. Dengan informasi dari BI, gampang diketahui produk-produk yang kurang menjual. Dari situ bisa dilakukan strategi berikutnya, mulai dari membuat promosi khusus buat produk itu atau bermitra dengan perusahaan multifinance misalnya dengan cara menyubsidi uang mukanya ataupun mendiskon harga. Alhasil, kelebihan stok bisa dikurangi. “Jadi informasi yang dikeluarkan memang penting dan kini sistem TI pelan-pelan jadi andalan,” Dwiana yang alumni Teknik Elektro UGM ini menegaskan.

Yang menarik di HA, selain sebagai tool untuk informasi pemasaran, BI juga merupakan instrumen kontrol. Ini hal penting, karena operasional bisnis HA ada di Indonesia Timur, sementara kantor pusatnya di Jakarta. Seandainya ada pelanggan yang punya piutang 30 hari tapi belum bayar, masih diberi kesempatan order barang lagi, maka sistem BI dengan mudah mengetahuinya. Selanjutnya, teguran dan peringatan bisa dikirimkan dari Jakarta.

Meski AAUI dan HA sama-sama memanfaatkan BI, masing-masing punya keunikan dalam mengatur penggunaannya. Contohnya, di HA informasi dari BI hanya bisa diakses kantor pusat, dan itu pun oleh karyawan level manajer ke atas. Informasi BI di HA sifatnya memang lebih makro dan konsolidatif, sementara kantor cabang sudah punya aplikasi sendiri. Adapun di AAUI, informasi dari BI bisa diakses hingga level operasional bawah, tentunya sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Perbedaan lainnya, pengumpulan data di HA belum semuanya online. Masih ada data yang dikumpulkan secara batch, disebabkan infrastruktur komunikasi di Indonesia Timur belum memungkinkan. Meskipun ada data yang dikumpulkan lewat e-mail, HA tak menerapkan proses reentri data melalui tangan manusia, karena pengirimannya ke sistem database sudah otomatis. Adapun di AAUI, pengumpulan semua data sudah online dan real time.

Erwin mencatat, dalam proses implementasi BI, yang terpenting dan memakai waktu paling lama adalah penyiapan sistem data warehouse dan menyesuaikan dengan kebutuhan business user. “Yang lama itu memetakan business requirement, sebab tiap departemen butuh 2-6 bulan,” tutur Erwin. Biasanya untuk membuat pelaporan BI yang baik, butuh meeting paling tidak tiga kali) antara tim TI dengan unit bisnis/divisi. Dalam rapat pertama, tim TI hanya mendengar apa yang diinginkan user. Setelah itu ada rapat kedua, dan bagian TI maju dengan membawa prototipe yang sudah 70% jadi. Lama antara meeting pertama dan kedua biasanya dua minggu. Dari meeting kedua itu biasanya langsung ada koreksi dan setelah itu diinstalasi di portal perusahaan.

Di HA lain lagi. Agar informasi dari BI sesuai dengan kebutuhan user, di tim TI ada orang khusus yang berfungsi sebagai analis bisnis, yang selalu membangun koordinasi dengan para user. Toh, tetap saja sebulan sekali ada meeting antara manajemen masing-masing unit bisnis dengan bagian TI dan kemudian dianalisis. “Kami punya tim kecil yang dua minggu atau sebulan sekali bertemu,” ujar Dwiana.

Erwin sendiri cukup puas dengan manfaat yang diperoleh dari implementasi sistem BI. Ia mengaku sistem TI di AAUI pernah dinilai oleh pihak ketiga dan dinyatakan bagus serta benar-benar memberikan nilai tambah. “Kami tak melakukan rekonsiliasi data, departemen yang satu tak perlu mencocokkan ke departemen lain karena datanya pasti sama,”? ujarnya. Ia juga membanggakan tingkat utilisasi sistem BI di perusahaannya. “Hampir setiap orang, mulai bekerja hingga pulang, sistem ini dibuka terus. Mereka memakainya,” kata Erwin senang.

Dengan BI, lanjut Erwin, informasi lebih tepat dan reliable. “Bila dulu kalau melihat data banyak orang yang masih ragu-ragu dan harus mencocokkan ini-itu, kini pasti benar karena prosesnya otomatis,” Erwin meyakinkan. Tak hanya itu, user tak perlu melakukan interpretasi lagi karena semua sudah jelas. “Dari sisi kecepatan jelas jauh lebih baik,”? tambahnya. “Dulu kalau mau minta data konsolidasi butuh waktu bulanan, saat ini tak perlu,” kata Erwin yang memimpin 7 staf di divisi TI.

Nampaknya, meski implementasi BI telah berjalan mulus, baik Dwiana maupun Erwin masih ingin terus mengembangkan BI di perusahaannya, sesuai dengan dinamika kebutuhan perusahaan masing-masing. “Kami tetap harus melakukan penyempurnaan dan memperkaya informasi, mungkin dari yang mingguan harus dibuat harian dan sebagainya,” ? ujar Dwiana. “Jadi, sekarang penyempurnaan lebih ke konten.”

Referency :

Artikel Bpk. Sudarmadi
Sumber:http://indri.blog.unair.ac.id/2009/03/30/dari-data-mentah-menjadi-senjata-bersaing/#more-15 11juni2009 jam19:11

Read More..

Business Intelligence 3


Membicarakan data warehouse belakangan ini, tidak akan terlepas dari topik Business Intelligence atau disingkat dengan BI. Mirip dengan DSS (Decision Support System) yang mungkin telah dikenal terlebih dahulu, BI merupakan suatu istilah manajemen bisnis yang me-refer pada teknologi dan aplikasi, yang digunakan untuk mengumpulkan, menyediakan akses, dan menganalisis data dan informasi mengenai operasional perusahaan. Sistem BI dapat membantu perusahaan untuk memiliki pengetahuan yang lebih meluas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi bisnis, seperti penjualan, produksi, membantu manajemen untuk membuat keputusan yang lebih baik. Sejak dahulu, seni bisnis sering diibaratkan dengan seni perang (analogi yang memang tidak terlalu berlebihan). Bahkan Art Of War yang ditulis oleh Sun Tzu pada abad ke-6 yang digunakan dalam strategi perang, telah menandai pentingnya mengumpulkan dan menganalisis informasi. Sun Tzu mengklaim bahwa untuk sukses

dalam berperang, seorang jenderal harus memiliki pengetahuan menyeluruh mengenai

kelemahan dan kekuatan, baik pada diri maupun pihak lawan. Pada akhir abad 20, dunia bisnis masih mengumpulkan data dari sumber yang belum terotomatisasi, sehingga data yang disediakan tidak teranalisis dengan baik, karena kurangnya proses perhitungan. Sebagai dampaknya, perusahaan- perusahaan sering membuat keputusan bisnis dengan berdasarkan intuisi. Sementara bisnis mulai menggunakan sistem otomatis, semakin banyak pula data yang tersedia. Tetapi proses pengumpulan data terhalang oleh minimnya dukungan infrastruktur untuk pertukaran data, atau dikarenakan permasalahan kompatibilitas antar sistem yang berbeda. Proses menganalisis data yang dikumpulkan

hingga menjadi laporan, bisa jadi memerlukan waktu berbulan-bulan! Laporan seperti itu tentunya masih dapat digunakan untuk keputusan dengan strategi jangka panjang. Tetapi untuk strategi dan taktik jangka pendek, pengambilan keputusan kembali berpatokan pada intuisi. Untunglah pada bisnis modern, telah dicapai peningkatan standar, otomatisasi, dan teknologi yang dapat mengatasi pengumpulan data dan informasi yang tersedia (teknologi data warehouse adalah salah satunya!). Di sinilah peran Business Intelligence menjadi seni menyaring data yang besar menjadi informasi yang berguna,

dan mengubah informasi tersebut menjadi pengetahuan yang mendasari aksi dan

keputusan bisnis yang diambil. Software-software Business Intelligence menggabungkan kemampuan untuk menggali data, analisis, dan menghasilkan laporan. Bahkan beberapa software yang lebih modern mengizinkan pengguna untuk melakukan cross analisis, dan melakukan riset lebih dalam secara cepat untuk analisis yang lebih baik dari penjualan, kinerja pada level individual, departemen, ataupun perusahaan.
Sumber:http://www.pcmedia.co.id/detail.asp?Id=1707&Cid=22&Eid=41 11juni2009 jam19:08

Read More..

Pemahaman tentang Business Intelligence Software (BI)

Written by Krisno Iswanto
Monday, 14 July 2008 Sampai dengan saat ini software aplikasi dalam dunia industri yang paling maju dan berkembang adalah ERP (Enterprise Resource Planning) . Hal tersebut tidak lah mengherankan karena ERP telah mencakup keseluruhan organisasi, dan meliputi semua aktivitas atau proses bisnis dalam organisasi.

Tetapi untuk orang-orang yang berkecimpung dalam dunia Sistem Informasi (SI), akan mudah belajar untuk menciptakan aplikasi-aplikasi lain yang akan memberikan keuntungan-keuntungan baru pada dunia industri.

Perkembangan software aplikasi ERP, titik berat perkembangannya adalah pada otomasi proses bisnis. Bila kita bicara mengenai kelemahan ERP, adalah ERP hanya bicara mengenai efisiensi yaitu : penghematan biaya, penghematan waktu, penghematan inventory, dan lain sebagainya.

Tetapi bagaimana dengan efektivitas?

Dalam persaingan global ini muncul pemikiran-pemikiran yang lebih mengutamakan efektivitas di dunia SI, misalnya seperti CRM (Customer Relationship Management).

Belakangan ini di dunia SI kita mengenal satu software aplikasi yang sering dibahas, yaitu Business Intelligence Software (BI). BI telah banyak digunakan oleh organisasi-organisasi dalam mengelola data dan informasi sampai dengan dukungan pengambilan keputusan. Secara ringkas, BI dapat diartikan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan atau usaha suatu organisasi. BI biasanya dikaitkan dengan upaya untuk memaksimalkan kinerja suatu organisasi.

Apa yang dimaksud dengan BI?

Business Intelligence Software (BI) berfungsi seperti dashboard pada kendaraan. BI memberikan petunjuk ukuran-ukuran yang menentukan performa kendaraan yang dengan maksud lain adalah organisasi itu sendiri. BI juga memberikan informasi kondisi internal, seperti halnya suhu pada kendaraan. Dan juga BI memberikan tanda-tanda/ peringatan-peringatan pada pengemudi bila terjadi kesalahan pada kendaraan, seperti bila bensin akan habis pada kendaraan. Semuanya berguna bagi pengemudi agar mampu mengendalikan kendaraannya dengan baik dan mampu membuat keputusan yang tepat pada saat yang dibutuhkan.

Secara umum BI merupakan sebuah proses untuk melakukan ekstraksi data-data operasional perusahaan dan mengumpulkannya dalam sebuah data warehouse. Selanjutnya data warehouse diproses menggunakan berbagai analisis statistik dalam proses data mining, sehingga didapat berbagai kecenderungan atau pattern dari data. Hasil penyederhanaan dan peringkasan ini disajikan kepada end user yang biasanya merupakan pengambil keputusan bisnis. Dengan demikian manajemen dapat mengambil keputusan berdasarkan fakta-fakta aktual, dan tidak hanya mengandalkan intuisi dan pengalaman kuantitatif saja.

Pada prakteknya, BI akan berfungsi sebagai analis, penghitung scorecard, sekaligus memberikan rekomendasi pada pengguna terhadap tindakan yang sebaiknya diambil. Dengan menjalankan fungsi dashboard, pengguna BI akan cepat mengenali penyimpangan-penyimpangan pada perusahaan sekaligus dengan penyebabnya sebelum hal tersebut berkembang menjadi masalah yang serius. Oleh sebab itu BI disebut juga dengan dashboard.

Sedangkan tujuan diterapkannya BI adalah untuk mengurangi volume data agar menjadi informasi yang berguna seperti profile customer, kebiasaan berbelanja, tingkat profitabilitas produk, dan strategi kompetitif. Seringkali ini dilakukan dengan menggunakan analisis tingkat lanjut untuk "menggali" volume data agar mendapat hubungan dan wawasan penting dalam data. Dengan BI data diringkas menjadi laporan untuk berbagi informasi dengan orang di dalam dan di luar organisasi.

Berikut ini merupakan keunggulan-keunggulan BI yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan:

1. Konsolidasi informasi

Apabila BI dijalankan di dalam perusahaan, data akan diolah dalam satu platform dan disebarkan dalam bentuk informasi yang berguna ke seluruh organisasi. Dengan demikian konsolidasi di dalam perusahaan dapat diperkuat.
2. Pelaporan yang cepat

BI di dalam perusahaan juga mampu menyediakan informasi untuk perkembangan bisnis yang lebih besar pada level strategis, dimana dengan sekali melihat kita bisa tahu apa yang terjadi.
3. Kustomisasi Graphic User Interface (GUI)

BI membuat tampilan GUI yang user friendly dan BI juga menyediakan fasilitas kustomisasi GUI. Sehingga tampilan GUI jauh dari kesan teknis.
4. Meminimalir masalah teknis

Karena BI sifatnya yang user friendly sehingga meminimasi kemungkinan operating error dari pengguna, juga BI hanya merupakan software pada layer teratas (information processing) dan bukan business process management.
5. Biaya pengadaan kecil

Karena BI hanya software aplikasi yang bekerja pada layer teratas dari pengolahan informasi system, harga biaya pengadaannya pun lebih murah dibandingkan ERP.
6. Mudah pengintegrasian data

BI membuka kemungkinan untuk berintegrasi dengan ERP sebagai pemasok databank yang akan diolah menjadi reports, namun BI juga dapat bekerja dari databank yang dibuat terpisah. BI pun menjadi terbuka untuk digunakan oleh analis profesional dan peneliti, yang data olahannya bersifat sekunder.
7. Cepat dalam merespons

Keunggulan BI lain yang tidak dimiliki oleh ERP adalah dalam hal kecepatan (responsiveness). Misalnya pada penghitungan service level. Fungsi BI akan memberikan peringatan kepada pengguna sebelum batas bawah dalam service level (lower limit) terlampaui. Sehingga masalah bisa ditangani sebelum benar-benar muncul ke permukaan.

Untuk di Indonesia BI masih barang yang baru tetapi sebenarnya sangat menarik karena menggabungkan pemahaman business dengan database management. Sedangkan di Amerika dan Eropa sekarang ini timbul kecenderungan pengguna BI turun dari level eksekutif ke level office worker. Penggunaan BI/Dashboard pun meluas, ini karena dashboard dengan setting metrik yang tepat bisa meningkatkan efektivitas karyawan dalam pengambilan keputusan.

Sebagaimana data terakhir pada pertengahan 2005 menunjukkan, 60% perusahaan di Amerika Serikat yang berpendapatan di atas $100 juta telah mengimplementasi BI. 40% sisanya berencana implementasi sebelum 2006 berakhir.

Semoga tulisan ini dapat memberikan sedikit wawasan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk dapat meningkatkan efektivitas kinerja organisasi.
Sumber:http://www.midas-solusi.com/knowledge-space,en,detail,53,pemahaman-tentang-business-intelligence-software-(bi) 11juni2009 jam18:57

Read More..

Business Intelligence 2

Business Intelligence: Awal Era Baru dalam Manajemen

Oleh: Cliff Nelson *)

Kalangan bisnis saat ini didesak untuk selalu memikirkan kembali strategi korporat agar mereka bisa tetap unggul dalam kompetisi dan terus mengikuti perubahan-perubahan yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi. Globalisasi perdagangan dan perkembangan industri informasi tak pelak lagi telah secara drastis mengubah cara eksekutif mengelola bisnis.

Kemajuan dalam TI (Teknologi Informasi) telah membantu menjembatani perdagangan lintas-batas sehingga turut memberikan kontribusi terhadap globalisasi bisnis. Pada gilirannya, globalisasi ini telah memacu kemajuan lebih lanjut dalam TI, sementara kebutuhan akan aplikasi-aplikasi yang lebih cepat telah menjadi bagian integral dari daya saing bisnis.

Kemajuan teknologi memang telah berkembang pada tahap sampai mampu mengubah cara pengambilan keputusan bisnis. Akan tetapi banyak eksekutif mendapatkan bahwa teknologi tersebut sulit digunakan dan ‘terlalu teknis’ untuk dapat dimanfaatkan potensinya secara penuh. Akibatnya, mereka mengesampingkan manfaat teknologi tersebut dalam bisnis mereka. Mereka pun akhirnya lebih menyukai pola-pola tradisional dalam menyimpan, menilai, menganalisa dan menggunakan informasi dalam jumlah besar.

Namun karena globalisasi bisnis berjalan demikian cepat, kebutuhan untuk membuat keputusan-keputusan bisnis strategis dalam hitungan mikrodetik kini sudah menjadi realitas ekonomi. Studi kasus bisnis untuk mengakuisisi teknologi demi kepentingan organisasi bukan lagi menjadi pertanyaan yang harus diperdebatkan. Perubahan bukan lagi sebuah pilihan. Isu fundamental saat ini adalah bukan lagi apakah eksekutif melaksanakan perubahan atau tidak, tetapi sejauh mana kemampuan dan kecepatan organisasi dan individu dapat mengadaptasi perubahan.

Dari sudut pandang proses bisnis, Manajemen Informasi memainkan peran sangat penting. Ledakan pertumbuhan teknologi dan layanan komunikasi, seperti Internet, telah memperkenalkan perspektif sosial-ekonomi baru, termasuk sektor-sektor baru dalam bisnis global. Kemampuan memanfaatkan informasi dan menyampaikan strategi berdasarkan informasi yang tersedia telah menjadi sebuah alat yang ampuh dalam proses pengambilan keputusan bisnis – ‘kekuatan’ untuk memproses informasi menjadi demikian krusial bagi daya saing setiap organisasi.

Apakah artinya untuk bisnis? Sederhana saja. Ilmu-ilmu tradisional yang diaplikasikan untuk manajemen informasi, tidak lagi menonjol dalam masa modern saat ini. Karakteristik-karakteristik utama baru menentukan nilai informasi. Prinsip-prinsip Business Intelligence dibangun berdasarkan karakteristik-karakteristik baru tersebut, yakni:

* Keterbukaan,
* Sensitivitas waktu,
* Ketepatan,
* Saling ketergantungan, dan
* Tipe Data

Keterbukaan

Dengan kemajuan konsep-konsep bisnis seperti Electronic Commerce dan One-To-One Marketing, nilai keterbukaan informasi telah meningkat. World Wide Web adalah agen utama yang mendorong keterbukaan informasi ini. Suasana keterbukaan informasi saat ini memberikan tekanan tambahan bagi para pimpinan perusahaan untuk melindungi kepemilikan informasi rahasia mereka melalui aplikasi-aplikasi teknologi yang tepat guna.

Walaupun aplikasi-aplikasi tersebut kini meningkat pemanfaatannya, mayoritas dari aplikasi-aplikasi tersebut dilaksanakan pada tingkat manajemen menengah. Hal ini menyebabkan para top eksekutif bergantung pada hard copy laporan-laporan manajemen yang untuk mengolahnya biasanya memakan waktu seharian. Untuk menghindari masalah tersebut, para perancang sistem mulai memasukkan lapisan informasi eksekutif (executive information layer), yang disebut Business Intelligence System (BIS), dalam arsitektur jaringan TI mereka.

Business Intelligence (BI) pada hakekatnya adalah mengetahui hal-hal fundamental dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang membentuk suatu bisnis. Repositori informasi korporat yang kompleks bertindak sebagai fondasi dari BIS. Executive Information Layer di dalam sistem membantu manajemen puncak untuk menggunakan Business Intelligence dengan cara tak terbatas dalam manajemen bisnis sehari-hari.

Sensitivitas Waktu

Kebutuhan akan informasi yang bersifat peka waktu (time-sensitive) menjadi sangat penting sejak lahirnya on-line computing. Pemimpin perusahaan modern, yang mengelola rangkaian entitas bisnis, sangat menghargai skenario pengambilan keputusan berdasarkan informasi seperti itu. Karena eratnya relevansi dan informasi operasional yang tepat waktu dalam proses pengambilan keputusan bisnis, saat ini berkembang sebuah trend di Asia untuk dapat mengakses langsung ke informasi bisnis.

Namun demikian, trend tersebut bervariasi dari satu negara ke negara lainnya di kawasan Asia Pasifik. Dibandingkan negara lainnya, negara-negara seperti Singapura, Australia, Selandia Baru, Hongkong, Taiwan dan Korea, umumnya memimpin dalam pemanfaatan TI oleh kalangan eksekutif

Alasan sulitnya memahami TI pada lingkup manajemen puncak lebih disebabkan oleh kompleksitasnya. Personal computing agaknya telah mengurangi kesenjangan ini, tetapi hanya untuk aplikasi-aplikasi seperti word processing dan electronic mail.

Akses on-line terhadap sistem-sistem ERP (Enterprise Resource Planning) yang berfungsi sebagai urat nadi perusahaan, tetap dipandang kompleks dan merupakan urusan para spesialis. Banyak CEO (Chief Executive Officer) yang mengelola bisnis bernilai jutaan dollar, terus bergantung pada tumpukan hard copy laporan-laporan yang lebih sering terlambat diolah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi bagi manajemen puncak.

Selain perancang network, yang mengintegrasikan BIS ke dalam sistem-sistem informasi perusahaan, para provider teknologi global sedang membangun feature ini ke dalam produk-produk mereka. Sebagai contoh, Oracle Corporation yang merupakan provider manajemen informasi terkemuka, mempelopori dimasukkannya teknik-teknik BI ke dalam suite ERP mereka. Oracle berharap dengan memberikan kesempatan pada para CEO menggunakan peralatan khusus untuk mengakses langsung sistem ERP suatu perusahaan, manajemen puncak dapat menelusuri indikator utama kinerja bisnis secara ‘live’ dan membuat keputusan-keputusan bisnis strategis berdasarkan data.

Dennis Jullock, Senior Director for Applications dari Oracle mengatakan, "Setiap perusahaan yang telah bekerjasama dengan kami dalam implementasi solusi-solusi bisnis pada akhirnya membutuhkan sebuah sistem khusus yang memperkuat business intelligence mereka." Kebutuhan ini dirasakan sangat mendesak pada industri-industri seperti telekomunikasi, perbankan dan lembaga keuangan, transportasi, manufaktur dan energi, di mana isu-isu bisnis seperti globalisasi dan deregulasi adalah topik sehari-hari.

"Selain itu, perubahan-perubahan konstan dalam perekonomian saat ini telah menekankan kebutuhan atas perangkat manajemen dalam corporate computing. Yang lebih penting lagi, efisiensi CEO sebagai pengambil keputusan menjadi semakin ditentukan oleh masalah apakah ia terlibat langsung dalam pemanfaatan TI, karena cepatnya perubahan informasi pada Abad Informasi ini."

Jolluck mengidentifikasi beberapa contoh indikator kinerja BIS dan pertanyaan dapat terjawab melalui sistem tersebut:

* Pemanfaatan kapasitas – Berapa banyak penjualan yang dapat saya hasilkan sebelum memperbesar kapasitas manufaktur? Apa yang sebaiknya saya outsource terlebih dahulu agar dapat menunda pembangunan pabrik baru?
* Pengadaan (Procurement) - Siapakah pemasok (supplier) saya yang paling efisien? Berapa banyak yang dapat dihemat dengan mengkonsolidasikan para pemasok terbaik saya?
* Analisa waktu dan biaya – Mengapa biaya yang saya keluarkan meningkat pada suatu daerah tertentu?
* Pelanggan – Pelanggan mana yang harus saya targetkan untuk penjualan produk baru?
* Efisiensi promosi - Program pemasaran manakah yang berjalan, paling hemat biaya dan mengapa?
* Pelatihan – Seberapa efektif program-program pelatihan saya membuahkan hasil?
* Bagaimana pelatihan mempengaruhi produktivitas? Prakiraan kas – Seberapa besarkah arus kas yang diperkirakan masuk dan keluar per mata uang?
* Oleh karenanya, haruskan saya mengubah simpanan mata uang asing jangka pendek saya?

Ketepatan

Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut membutuhkan tingkat ketepatan tinggi. Dalam dunia yang terbuka dengan tekanan waktu yang sangat besar, akurasi informasi dapat dikompromikan. Ini sebenarnya masalah manusiawi. Untuk alasan inilah desainer sistem informasi modern perlu membangun ke dalam arsitektur mereka beberapa tingkatan redundansi yang digunakan sebagai ukuran tambahan dalam menjamin ketepatan informasi.

Ini merupakan tugas sulit dan sangat menantang karena seorang desainer hanya dapat menjamin kinerja dan kehandalan dari sistem dibawah pengawasannya. Bagaimana pun, network computing mengintegrasikan banyak sistem yang berbeda-beda – baik di dalam maupun di luar perusahaan. Sementara itu, hanya terdapat sedikit pilihan apakah menerima atau menolak apa yang tersedia dalam public domain networks, sebuah skenario yang berbeda yang berasal dari sistem-sistem yang menghubungkan para pemasok, partner dan pelanggan.

Extended corporate intranet, atau kadang dikenal dengan extranet, memungkinkan para desainer sistem untuk menyepakati standar yang mengatur ketepatan informasi yang mengalir dari entitas-entitas yang otonomi tetapi saling berkaitan.

Dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip BIS dalam sebuah network, CEO perusahaan benar-benar dengan mudah mengekstraksi informasi on-line dengan tepat tentang hal-hal seperti prakiraan penjualan dan manajemen, logistik dan manajemen mata rantai suplai, demand generation, tingkah laku dan kepuasan konsumen, analisa biaya dan manajemen finansial, perencanaan sumberdaya manusia dan pengembangan produk.

Saling Ketergantungan

Network atau Internet Computing secara jelas mengungkapkan adanya tingkat ketergantungan yang tinggi. Karakteristik utama dari Manajemen Informasi modern inilah yang dipersiapkan untuk berkembang. Karena organisasi dan individu memanfaatkan Internet di seluruh dunia, hasil informasi yang diolah, nantinya akan semakin kait-mengait.

Untuk benar-benar efisien dan terdepan dalam persaingan bisnis, para pemimpin bisnis perlu untuk mengikuti perkembangan di sekitarnya. Bukan hanya perkembangan yang sebenarnya dalam sebuah perusahaan, tetapi juga pihak-pihak di luar perusahaan, termasuk di dalamnya mitra bisnis, pelanggan dan pemasok. Dengan adanya tingkat ketergantungan tersebut, manajemen puncak perlu menjaga mitra bisnis mereka dalam suatu extended enterprise, yang selalu mengikuti segala gerakan-gerakan strategis yang menentukan arah bisnis.

Dalam suatu lingkungan bisnis yang banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti perekonomi di Asia yang kini memburuk, perubahan-perubahan strategi bisnis bisa dan benar-benar dapat terjadi dalam waktu singkat. Tanpa sebuah BIS, manajemen puncak tidak mungkin dapat mengadopsi pendekatan analitis dalam menangani permasalahan-permasalahan bisnis yang diciptakan oleh kekuatan eksternal dalam waktu yang sangat cepat.

Sebagaimana yang kita saksikan, masalah ini telah menjadi penyebab utama dari banyaknya kegagalan perusahaan dan bisnis dalam krisis yang kini berlangsung.

Karena itu, BIS perlu memperhitungkan inter-dependensi informasi, tidak hanya secara internal, tetapi juga eksternal. Selain itu, sistem-sistem tersebut perlu tanggap terhadap perubahan-perubahan yang mentransformasikan sifat sebuah industri atau sektor, karena hal tersebut mempengaruhi informasi yang kelak dihasilkan.

Di sektor telekomunikasi, misalnya, datangnya telekomunikasi, teknologi broadcasting dan elektronik secara bersamaan telah mengakibatkan perubahan-perubahan fundamental dalam skenario bisnis. Trend ini, yang secara kolektif dikenal sebagai Konvergensi, menciptakan suatu lingkungan informasi yang saling bergantung satu sama lain.

Tipe Data

Bagaimana pun, setiap sektor dalam bentuk asalnya memproduksi informasi primer dengan format berbeda, seperti audio dalam komunikasi, video dalam broadcasting dan teks dalam elektronik. Konvergensi mengacu pada penyampaian tipe-tipe data tersebut, kepada pelanggan, dengan channel tunggal.

Liberalisasi yang terus-menerus dari komunikasi dan informasi, telah melipatgandakan dampak dan jangkauan informasi, yang menggunakan tipe-tipe data tersebut, baik di masyarakat maupun di kalangan bisnis.

Pandangan tradisional bahwa informasi korporat kebanyakan berbasis teks (text-based) sudah usang. Multimedia merambah ke desktop dan kantor-kantor direksi. Perkembangan ini perlu dipandang sebagai sebuah peluang karena sistem informasi eksekutif yang tepat saat ini dapat dibangun untuk menyampaikan informasi dengan cara yang paling efektif untuk manajemen puncak.

Pangkalan data perusahaan, atau Data Warehousing, saat ini tidak dibatasi untuk informasi tekstual. Perpustakaan digital perusahaan saat ini dapat berbentuk sebuah gudang multimedia. Di dalamnya tercakup video, audio, tekstual dan data spasial. Hal ini tentu meningkatkan kekayaan informasi dari manajemen informasi perusahaan. Keberadaannya telah memperluas batas-batas analisa dan presentasi data.

Para desainer BIS perlu mewaspadai perkembangan ini. Hal ini menjadi lebih penting pada saat informasi perusahaan berbasis Internet marak digunakan. Internet adalah sebuah sumber data yang sangat kaya dengan data multi-media. Executive information layer dapat memanfaatkan beragam tipe data tersebut dan menggunakannya untuk meyakinkan kesederhanaan dan estetika dalam manajemen informasi.

Aplikasi-aplikasi tersebut secara khusus dapat bermanfaat untuk sektor-sektor bisnis yang mengolah data audio-visual dan spasial. Contohnya adalah sektor-sektor ekonomi seperti pertambangan, minyak dan gas, pertanian, teknologi luar angkasa, hiburan dan industri perfilman serta yang tidak kalah penting berbagai jenis fungsi pemerintahan seperti perencanaan ekonomi, pertahanan dan keamanan.

Kesimpulan

Untuk tetap dapat bersaing, kalangan bisnis selalu mencari cara-cara untuk memperbaiki produktivitas dan efisiensi dalam infrastruktur perusahaan – dari front-office sampai back-office. Di masa-masa ketidakpastian ekonomi, kebutuhan untuk memaksimalkan sistem bisnis menjadi jauh lebih krusial terhadap daya saing keseluruhan perusahaan. Satu fakta yang terungkap dari kekacauan ekonomi yang telah tampak menimpa Asia adalah bahwa banyak perusahaan harus meninjau ulang strategi-strategi mereka dengan memaksimalkan sumber daya yang tersedia.

Terlepas dari mengkaji arah bisnis, para pemimpin bisnis juga perlu meneliti dengan seksama efisiensi perusahaan. Fakta bahwa Corporate Information System adalah mesin dari efisiensi bisnis, telah meningkatkan kebutuhan akan penilaian dan tinjauan ulang secara berkesinambungan guna meninjau bagaimana informasi dapat menggerakkan strategi-strategi bisnis perusahaan.

Telah tiba saatnya bagi sistem-sistem informasi tersebut untuk dirancang kembali dengan ‘CEO in mind’. Fasa pertumbuhan bisnis berikutnya di kawasan Asia Pasifik akan lebih berat dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan kekuatan-kekuatan eksternal, seperti perjanjian perdagangan regional yang mempengaruhi bisnis global.

Sebuah aplikasi yang membantu para eksekutif membuat keputusan krusial berdasarkan informasi strategis yang tersedia dengan menyampaikan analisa kualitatif dan kuantitatif bagi para eksekutif bisnis dalam waktu yang tepat, telah menjadi kebutuhan kompetitif. Oracle telah menghadirkan teknologi untuk desktop untuk para CEO dengan cara yang memungkinkan teknologi tidak hanya dapat diakses secara mudah, tetapi memungkinkan teknologi menjadi sebuah ekstensi krusial dari proses pengambilan keputusan bisnis.

*) President Director, PT Oracle Indonesia
Sumber:http://www.infoperpus.8m.com/artikel/00007.htm 11juni2009 jam18:46

Read More..

Business Intelligence

Dalam dunia bisnis yang berubah dengan sangat cepat sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan alat untuk memberikan servis yang efisien pada consumer dalam bisnis mereka. Untuk dapat tetap kompetitif, perusahaan harus menemui bahkan melebihi ekspektasi dari consumer. Perusahaan bersandar lebih pada sistem business intelligence untuk tetap berada di depan kecenderungan dan kejadian di masa datang.

Business intelligence itu sendiri adalah sebuah istilah manajemen bisnis yang berkenaan dengan aplikasi dan teknologi yang digunakan untuk mengambil, menyediakan dan menganalisa data dan informasi mengenai operasi perusahaan. Sistem business intelligence dapat membantu perusahaan untuk memiliki pengetahuan yang lebih komprehensif mengenai factor-faktor yangt mempengaruhi bisnis mereka, misalnya penjualan, produksi, operasi internal dan juga dalam pemgambilan keputusan.

Aplikasi dan teknologi business intelligence dapat memungkinkan organisasi untuk membuat keputusan yang lebih masuk akal, business intelligence juga dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan yaitu untuk mengetahui posisi perusahaan dalam persaingan dengan competitor. Selain itu, business intelligence juga dapat membantu perusahaan menganalisa perubahan trend pada pasar, perubahan pada perilaku pelanggan, pilihan pelanggan, kemampuan perusahaan dan kondisi pasar. Business intelligence dapat digunakan juga untuk membantu analis dan manajer menentukan penyelesaian yang paling berpengaruh terhadap tren di pasar.

Agar sistem teknologi business intelligence dapat berjalan dengan efektif, perusahaan harus memiliki sistem computer yang aman. Selain itu, sistem business intelligence membutuhkan kapasitas data yang cukup. Penjaja business intelligence biasanya mengembangkan sistem business intelligence berbeda-beda untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dari sector yang berbeda-beda.

Dalam masa yang akan datang, informasi bisnis akan menjadi lebih demokratis dimana pengguna dari luar organisasi dapat melihat informasi pada segmen mereka untuk melihat bagaiamana perusahaan tersebut bekerja. Syarat kemampuan business intelligence juga akan meningkat sejalan dengan ekspektasi konsumen yang juga meningkat. Hal ini menuntu perusahaan untuk meningkat pada langkah yang sama atau lebih cepat untuk dapat tetap kompetitif. Business intelligence sering kali menggunakan indicator performa perusahaan (KPI) untuk menaksir keadaaan bisnis saat ini dan menentukan langkah yang akan ditempu.

Pada artikel yang didapat, dibahas penggunaan business intelligence dalam bank central. Eksekutif dan analis dari bank central mengikuti nadi keuangan negara dengan secara dekat memantau parameter kunci pada lingkungan ekonomi dan perbankan. Berdasarkan perspektif strategis, informasi dianalisa untuk mengerti perilaku jangka panjang dan hubungan antara berbagai variable ekonomi dari bunga bank. Pada tingkat operasional, indikasi perbankan, keuangan dan makroekonomi diikuti untuk menyediakan panduan untuk keputusan sehari-hari dalam kerangka kebijaksanaan pemerintah.

Bank central mengumpulkan dan menganalisa laporan dan data perbankan, ekonomi, keuangan, moneter dan aspek-aspek neraca keuangan pada dasar yang tetap dengan sumber informasi langsung ataupun melalui agen pemerintah. Bank central memainkan peran penting dalam menjaga integritas sistem dari sistem perbankan dan meluruskan pertumbuhannya pada kebijaksanaan moneter keseluruhan pada Negara. Oleh karena itu, maka bank central membutuhkan sistem pengawasan yang kuat dan efisien untuk memastikan keputusan mereka sesuai dengan ketentuan. Dalam lingkungan yang berubah, pengukuran yang tepat pada performa dan pengawasan yang efektif dari institusi ini adalah tugas yang sulit bagi pengawas dan pegaturnya. Faktor pembatas dari kebanyakan sistem adalah kesulitan untuk melihat data historis.

Bagaimanapun, tren teknologi sekarang, khususnya business intelligence dapat membantu bank central mengahadapi tantangan tersebut. Teknologi business intelligence membantu banker dengan kemampuan untuk melihat peringatan sejak dini, jadi dapat mencegah kegagalan sejak sebelumnya. Idealnya, solusi business intelligence seharusnya,

* Dapat menyiapkan ramalan persediaan menggunakan alat estimasi yang sempurna
* Menyediakan akses historis seperti halnya akses pada data saat sekarang
* Menyediakan analisis on-the-fly untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis.
* Memiliki kemampuan yang multi dimensi dengan fasilitas untuk analisis dengan fungsi-fungsinya yang saling berhubungan.
* Mencapai efisiensi yang lebih tinggi dalam penyebaran dan pelaporan
* Memenuhi kebutuhan laporan untuk IMF dan pemerintah

Dalam penelitian ekonomis, data yang sangat banyak biasanya diatur sekitar kerangka analisis yang mengklasifikasikan data dan membolehkan pengertian variable tidak hanya pada tingkatan terendah tetapi juga pada kesatuan yang lebih tinggi. Data yang diapat dari berbagai sumber haruslah diatur sedemikian rupa dengan menggunakan konsep kumpulan lanjutan seperti likuiditas yang bebas, analisis dapat mengerti apa yang sedang terjadi pada dunia ekonomi dan mengetahui langkah apa yang akan dibuat untuk menyesuaikannya. Pusat informasi yang diatur dengan baik dapat menyimpan informasi pada bentuk ini untuk kemudahan dan kecepatan mengakses informasi.

Sebuah dasar business intelligence yang terintegrasi dapat menolong bank central secara konstan mengevaluasi indicator performa dari sistem perbankan, dan mengawasi kesehatan sistem perbankan, posisi likuiditas dan ketaatan pada norma-norma kebijaksanaan. Solusi business intelligence dapat juga membantu analis untuk mempelajari korelasi antara pertumbuhan dari berbagai sector ekonomi dengan pertumbuhan pendapatan dari bank dalam sector ini. Analisis kunci ini dan peringatan awal dapat membantu pengatur untuk melihat bank-bank yang berbuat salah tepat pada waktunya dan memastikan kebutuhan yang saling berhubungan.
Sumber:http://themoviebugs.wordpress.com/2008/02/20/business-intelligence/ 11juni2009 jam18:37

Read More..

Curriculum Vitae


Nama : LILI NURSALEH
TTL : Cilacap, 30 Mei 1989
Usia : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Warung Sunda Ibu Opik Sangiang
Jl.Villa Regency 1
Rt:004 Rw:01 No:19
Kelurahan Periuk
Kecamatan Periuk
Kota Tangerang Banten
Kode Pos 15131

Riwayat Pendidikan

Lulusan SD Negeri Madusari 02 tahun 2003
Lulusan SMP Negeri 1 Dayeuhluhur tahun 2005
Lulusan MAN Majenang tahun 2007
Mahasiswa Perguruan Tinggi Raharja jurusan Sistem Informasi tahun 2008 sd sekarang

Read More..

ERP menurut Wikipedia

Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah bahasa Inggrisnya, enterprise resource planning, adalahsistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan.

Sejarah
ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan akuntasi perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.

Karakter Sistem
ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan Front Office System yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce, Customer Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-lain.


Modul ERP
Secara modular, software ERP biasanya terbagi atas modul utama yakni Operasi serta modul pendukung yakni Finansial dan akuntasi serta Sumber Daya Manusia

Modul Operasi

* General Logistics, Sales and Distribution, Materials Management, Logistics Execution, Quality Management, Plant Maintenance, Customer Service, Production Planning and Control, Project System, Environment Management

Modul Finansial dan Akuntasi

* General Accounting, Financial Accounting, Controlling, Investment Management, Treasury, Enterprise Controlling,

Modul Sumber Daya Manusia

* Personnel Management, Personnel Time Management, Payroll, Training and Event Management, Organizational Management, Travel Management,

Keuntungan penggunaan ERP

Integrasi data keuangan

Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik

Standarisasi Proses Operasi

Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk

Standarisasi Data dan Informasi

Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis bisnis yg berbeda-beda

Keuntungan yg bisa diukur

* Penurunan inventori
* Penurunan tenaga kerja secara total
* Peningkatan service level
* Peningkatan kontrol keuangan
* Penurunan waktu yang di butuhkan untuk mendapatkan informasi

Memilih ERP

Latar Belakang

* Investasi ERP sangat mahal dan pilihan ERP yang salah bisa menjadi mimpi buruk
* ERP yang berhasil digunakan oleh sebuah perusahaan tidak menjadi jaminan berhasil di perusahaan yang lain
* Perencanaan harus dilakukan untuk menyeleksi ERP yg tepat
* Bahkan dalam beberapa kasus yang ekstrim, evaluasi pilihan ERP menghasilkan rekomendasi untuk tidak membeli ERP, tetapi memperbaiki Business Process yang ada
* Tidak ada ‘keajaiban’ dalam ERP software. Keuntungan yang didapat dari ERP adalah hasil dari persiapan dan implementasi yang efektif
* Tidak ada software atau sistem informasi yang bisa menutupi business strategy yang cacat dan business process yang ‘parah’

Secara singkat, tidak semua ERP sama kemampuannya dan memilih ERP tidaklah mudah (paling tidak, tidaklah sederhana), dan memilih ERP yang salah akan menjadi bencana yang mahal

Suksesor Penerapan

Syarat sukses memilih ERP Pengetahuan dan Pengalaman

* Pengetahuan adalah pengetahuan tentang bagaimana cara sebuah proses seharusnya dilakukan, jika segala sesuatunya berjalan lancar
* Pengalaman adalah pemahaman terhadap kenyataan tentang bagaimana sebuah proses seharusnya dikerjakan dengan kemungkinan munculnya permasalahan
* Pengetahuan tanpa pengalaman menyebabkan orang membuat perencanaan yang terlihat sempurna tetapi kemudian terbukti tidak bisa diimplementasikan
* Pengalaman tanpa pengetahuan bisa menyebabkan terulangnya atau terakumulasinya kesalahan dan kekeliruan karena tidak dibekali dengan pemahaman yg cukup

Pemilihan Metodologi

Metodologi yang berkaitan dengn ERP

* Ada struktur proses seleksi yang sebaiknya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam memilih ERP
* Proses seleksi tidak harus selalu rumit agar efektif. Yang penting organized, focused dan simple
* Proses seleksi ini biasanya berkisar antara 5-6 bulan sejak dimulai hingga penandatanganan order pembelian ERP

(BK. Khaitan, weblink)

* Berikut ini adalah akivitas yg sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari proses pemilihan software ERP: analisa strategi bisnis, analisa sumber daya manusia, analisa infrastruktur dan analisa software

Analisa Strategi Usaha

* Bagaimana level kompetisi di pasar dan apa harapan dari customers?
* Adakah keuntungan kompetitif yang ingin dicapai?
* Apa strategi bisnis perusahaan dan objectives yang ingin dicapai?
* Bagaimana proses bisnis yang sekarang berjalan vs proses bisnis yang diinginkan?
* Adakah proses bisnis yang harus diperbaiki?
* Apa dan bagaimana prioritas bisnis yang ada dan adakah rencana kerja yang disusun untuk mencapai objektif dan prioritas tersebut?
* Target bisnis seperti apa yang harus dicapai dan kapan?

Analisa Sumberdaya Manusia

* Bagaimana komitment top management thd usaha untuk implementasi ERP?
* Siapa yg akan mengimplementasikan ERP dan siapa yg akan menggunakannya?
* Bagaimana komitmen dari tim implementasi?
* Apa yg diharapkan para calon user thd ERP?
* Adakah ERP champion yg menghubungkan top management dgn tim?
* Adakah konsultan dari luar yg disiapkan untuk membantu proses persiapan?

Analisa Infrastruktur

* Bagaimanakah kelengkapan infrastruktur yang sudah ada (overall networks, permanent office systems, communication system dan auxiliary system)
* Seberapa besar budget untuk infrastruktur?
* Apa infrastruktur yang harus disiapkan?

Analisa Perangkat Lunak

* Apakah perangkat lunak tersebut cukup fleksibel dan mudah disesuaikan dengan kondisi perusahaan?
* Apakah ada dukungan layanan dari penyedia, tidak hanya secara teknis tapi juga untuk kebutuhan pengembangan sistem di kemudian hari
* Seberapa banyak waktu untuk implementasi yang tersedia
* Apakah perabgkat lunak memiliki fungsi yang bisa meningkatkan proses bisnis perusahaan

Penerapan ERP

Berikut ini adalah ringkasan poin-poin yg bisa digunakan sebagai pedoman pada saat implementasi ERP:

* ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan, dan sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan. Semua orang dan bagian yang akan terpengaruh oleh adanya ERP harus terlibat dan memberikan dukungan
* ERP ada untuk mendukung fungsi bisnis dan meningkatkan produktivitas, bukan sebaliknya. Tujuan implementasi ERP adalah untuk meningkatkan daya saing perusahaan
* Pelajari kesuksesan dan kegagalan implementasi ERP, jangan berusaha membuat sendiri praktek implementasi ERP. Ada metodologi tertentu untuk implementasi ERP yang lebih terjamin keberhasilannya.
Sumber: http://blog.semarsoftware.com/semar/?p=63 9juni2009 jam11:56

Read More..

Sebenarnya apa seh ERP itu?plus apa manfaatnya?

ERP alias Enterprise Resources Planning atau Sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan adalah aplikasi perangkat lunak komputer yang terintegrasi dan menyeluruh.

Secara arsitektural sistem, ERP dikembangkan berdasarkan modul-modul
fungsional yang meliputi seluruh aspek sumber daya di dalam sebuah
perusahaan/organisasi.

Secara historis, ERP berasal dari metamorfosis dari MRP (Manufacturing Resources Planning) yang diarahkan untuk kelompok usaha manufaktur.

Seiring dengan perkembangan teknologi, manajerial dan bisnis maka
MRP pun berubah menjadi ERP. Istilah ERP sendiri diperkenalkan pertama
kali oleh Gartner Group.

Lantas manfaat apa saja yang bisa kita dapatkan dari penerapan
sistem ERP? Atau modul-modul standar apa saja yang biasa terdapat dalam
sistem ERP?

Secara teknis sebenarnya ERP berfungsi memadukan berbagai sistem
informasi yang tersebar di masing-masing departemen (unit fungsional)
di sebuah lembaga.

Dengan adanya sistem yang terpadu tersebut maka masing-masing unit
fungsional dalam lembaga tersebut dapat saling berbagi data dan
informasi yang pada akhirnya meningkatkan sinergi antar elemen di
perusahaan yang menerapkannya.

Perlu diingat bahwa ERP bukanlah aplikasi perangkat lunak komputer
yang berfungsi menangani data secara elektronik dan memprosesnya secara
terperinci saja.

ERP memiliki keunggulan dalam menyajikan informasi analitik kepada para pemegang keputusan melalui modul OLAP (online analytical processing).

Sehingga jika dilihat dari sisi fungsional sistem, ERP dibagi atas modul OLAP dan OLTP (online transaction processing).

Modul OLTP adalah lapis (layer) yang berfungsi menangani proses pemasukan (input), ubah (update) dan hapus (delete) dari setiap data ke dalam rekam (record) tabel yang saling terkait dalam suatu basis data.

Misalkan saat memasukkan data penjualan maka sistem OLTP
akan melakukan verifikasi ke tabel pegawai untuk memastikan
otoritasnya, penelusuran apakah pelanggan tersebut adalah langganan
yang sudah terdaftar sehingga berhak atas potongan harga, memeriksa
apakah ada program harga khusus dari sistem informasi akunting hingga
akhirnya data tersebut direkam dalam tabel penjualan.

Sedangkan modul-modul standar yang biasanya terintegrasi di dalam suatu sistem ERP setidaknya minimal terdiri atas:

1. Keuangan
* Akuntansi Finansial

Secara fungsional modul akuntansi finansial berfungsi untuk
mengumpulkan dan mengelola seluruh data finansial hingga mampu
menyajikan laporan dari hasil relasi data dari beberapa departemen.

Laporan yang disajikan tersebut dapat diarahkan untuk eksternal
maupun internal. Sedangkan jenis-jenis laporan yang disajikan minimal
harus memenuhi standar laporan keuangan yang biasa dibuat secara manual.

Dari sisi integrasi sistem, modul akuntansi finansial memadukan
modul-modul fungsional lainnya yang terdapat di dalam sistem ERP.
Contohnya antara lain adalah modul POS (point of sale) saat memproses
transaksi penjualan secara otomatis mengintegrasikan data tersebut
dengan modul akuntansi finansial.
* Kontrol

Modul kontrol ini berfungsi untuk mengelola data-data yang terkait
dengan antara lain akuntansi laba biaya, cost center, manajemen proyek,
dsb.
* Fixed Asset Management

Dalam menjalankan operasionalnya setiap lembaga memiliki beban biaya
yang dikeluarkan untuk investasi aktiva tetap, sewa dan gedung. Dalam
modul ini mendukung pekerjaan pengadaan, pemeliharaan,
penjualan/penghapusan, penarikan hingga depresiasi nilai aktiva.
2. Logistik

Modul logistik secara fungsional digunakan untuk memproses
pengadaan, penjualan dan distribusi logistik yang digunakan oleh
perusahaan.
3. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia adalah asset terbesar perusahaan yang memerlukan
pengelolaan yang baik dan terukur dari mulai perekrutan, penjadualan
dan pemrosesan gaji.

Pekerjaan-pekerjaan rutin bisnis yang terkait sumber daya manusia
seperti pembayaran gaji, manajemen tugas, ongkos tugas luar kantor,
bonus/kompensasi, perekrutan hingga perencanaan kebutuhan tenaga kerja
dapat dikelola oleh modul sumber daya manusia.
4. Business Process Support

Setiap perusahaan selalu terkait dengan masalah manajemen arus kerja
dan solusi industri. Kedua hal tersebut digunakan sebagai kendali atas
setiap unit fungsi yang ada di dalam perusahaan.
5. Rantai Pasokan (SCM = supply chain management)

SCM sebenarnya adalah modul yang menjadi fokus yang mutakhir dalam pengembangan sistem ERP.

Penerapan SCM yang baik dengan memanfaatkan Internet adalah solusi yang sangat efektif dalam penghematan biaya perusahaan.

Proses perencanaan hingga optimalisasi penyimpanan dan penggunaan
logistik sangat membantu dalam memperbaiki prediksi permintaan serta
efisiensi bagi perusahaan.
6. Dukungan E-Commerce

Transaksi elektronik yang terintegrasi melalui media Internet adalah
tren masa kini yang mendorong terjadinya proses bisnis komersial yang
efektif.

Dengan dukungan e-commerce yang baik maka produsen dapat langsung
berhadapan dengan pengguna akhirnya yang berakibat pada pemotongan
biaya yang cukup signifikan.

Misalkan kepala gudang perusahaan A ingin mengadakan material
produksi yang diproduksi oleh perusahaan B, perusahaan C dan perusahaan
D. Kepala gudang perusahaan A tersebut kemudian login ke dalam situs
web e-commerce perusahaan B, perusahaan C serta perusahaan D untuk
memesan material yang diperlukan tersebut.

Kepala gudang perusahaan A dapat memperoleh ketersediaan produk dan harga secara langsung dari masing-masing produsen tersebut.

Hal tersebut tentunya dapat memotong anggaran yang cukup besar
karena akan selalu memperoleh harga yang bersaing dengan jumlah dan
mutu terbaik.
Sumber: http://blog.semarsoftware.com/semar/?p=62 9juni2009 jam11:52

Read More..

ERP Infrastruktur Vital sebuah Industri

Author: Administrator Published: 6th September 2006
Category: Sistem Informasi Manajemen
Sistem ERP adalah sebuah terminologi yang diberikan kepada sistem informasi yang mendukung transaksi atau operasi sehari-hari dalam pengelolaan sumber daya perusahaan. Sumber daya tersebut meliputi dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu, material dan kapasitas.
Sistem ERP dibagi atas beberapa sub-Sistem yaitu Sistem Financial, Sistem Distribusi, Sistem Manufaktur, dan Sistem Human Resource. Contoh sistem ERP komersial antara lain: SAP, Baan, Oracle, IFS, Peoplesoft dan JD.Edwards. Selain itu salah satu sistem ERP open source yang populer sekarang ini adalah Compiere.
Untuk mengetahui bagaimana Sistem ERP dapat membantu Sistem operasi bisnis kita, mari kita perhatikan suatu kasus kecil seperti di bawah ini:
Katakanlah kita menerima order untuk 100 unit Produk A. Sistem ERP akan membantu kita menghitung jumlah barang yang dapat diproduksi berdasarkan segala keterbatasan sumber daya yang ada saat ini.
Apabila sumber daya tersebut tidak mencukupi, Sistem ERP dapat menghitung berapa lagi sumberdaya yang diperlukan, sekaligus membantu kita dalam proses pengadaannya. Ketika hendak mendistribusikan hasil produksi, Sistem ERP juga dapat menentukan cara pemuatan dan pengangkutan yang optimal kepada tujuan yang ditentukan pelanggan. Dalam proses ini, tentunya segala aspek yang berhubungan dengan keuangan akan tercatat dalam Sistem ERP tersebut termasuk menghitung berapa biaya produksi dari 100 unit tersebut.
Sumber:http://irshad06111099.blogspot.com/2008/06/artikel-erp.html 9juni2009 jam11:35

Read More..

ERP Versi 3.0

XTuple telah merilis aplikasi ERP (Enterprise Resource Planning) versi 3.0, dengan fitur baru termasuk tool screen-builder untuk mendesain dashboard dan konfigurator produk untuk memproses order. Improvisasi baru dari ERP 3.0 adalah adanya tambahan JavaScript dan kemampuan mengelopokkan user dalam beberapa kelompok dan aturan.

XTuple, yang dulu disebut dengan OpenMFG, pada awalnya berencana membuat ERP 3 menjadi open source, namun dalam kenyataannya, masih dalam bentuk hybrid ERP sebelumnya. Sedangkan PostBook akan merilis ERP 3 di bawah lisensi Common Public Attribution. Namun, OpenMFG akhirnya mengkomersialkan lisensi, tapi memperbolehkan user untuk mengakses source code. Namun, xTuple tetap akan me-review dan mungkin akan sedikit mengubah kode dasar ERP 3. Harga ERP 3 ini berkisar USD 1.000 per user dan per tahun, tergantung pada banyaknya user.

Frank Scavo, president dari perusahaan peneliti IT, Computer Economics, mengungkapkan terdapat dua tipe orang pembeli palikasi xTuple. Salah satunya adalah orang yang bergerak dalam skala bisnis yang kecil, akan berpikir murah dan tidak maumenghabiskan uang mereka dan tidak ingin karyawannya bermain-main dengan ERP 3 tersebut. Menurut Scavo, mereka adalah orang yang tidak serius membangun sebuah bisnis yang maju.

Tipe kedua meliputi perusahaan yang tahu apa yang harus mereka lakukan untuk meningkatkan bisnis untuk ERP mereka dan menggunakan xTuple sebagai langkah awalnya. Menurut Scavo, perusahaan inilah yang akan mendapatkan nilai dari model data dan proses yang mereka miliki. CEO xTuple, Ned Lilly, mengungkapkan, bahwa xTuple memiliki 100 pelanggan, dan software telah didownload sekitar 150.000 kali, dan digunakan hampir di seluruh dunia.
Sumber: http://www.beritanet.com/Technology/Opensource/xTuple-ERP-v3.0-JavaScript.html 9juni2009 jam 11:27

Read More..

Menimbang Urgensi Implementasi ERP

Kondisi Industri di Indonesia saat ini masih pada tahap yang sulit. Liquiditas yang menipis, kucuran kredit seret dengan suku bunga yang tinggi, restitusi pajak yang cukup lambat, serbuan barang illegal maupaun kualitas dan kuantitas produk yang masih kalah dengan negara-negara tetangga merupakan situasi yang harus dihadapi oleh industri dalam negeri.

Untuk tetap bisa bertahan, sebuah perusahaan harus dapat dengan sigap menyikapi kondisi ini dengan baik. Sistem manajemen perusahaan harus rapi dan baik sehingga mampu mengelola perusahaan dengan efektif dan efisien. Mutu produk harus terjaga dengan baik sehingga pelanggan dapat tetap loyal.

Apa Itu ERP?
Enterprise resource planning software, atau ERP, tidak dapat kita maknai secara harfiah dari kepanjangannya. Lupakan kata planning dan lupakan kata resource karena terminology tersebut tidak terlalu menjelaskan. Akan tetapi ingat bagian Enterprise nya. Karena bagian tersebut merupakan ambisi sebenarnya dari istilah ERP, yaitu ambisi untuk menyatukan seluruh departemen dan fungsi yang ada pada sebuah perusahaan kedalam sebuah system computer terpadu yang dapat mengakomodasi seluruh kebutuhan spesifik dari departemen yang berbeda.

Sunggguh pekerjaan besar, membangun sebuah program komputer yang dapat melayani kebutuhan orang-orang di bagian keuangan sebaik playanannya kepada orang-orang HRD atau kepada orang-orang gudang. Setiap departement-departemen itu secara khusus memiliki sistem komputer nya sendiri yang sudah dirasakan optimum untuk keperluan kerja departemen masing-masing. Akan tetapi ERP mengkombinasikan semuanya menjadi satu kesatuan program komputer yang terpadu yang berjalan diatas database tunggal sehingga berbagai departemen itu dapat secara mudah saling berbagi informasi dan berkomunikasi satu dengan lainnya.

Pendekatan terpadu itu akan dirasakan manfaatnya jika perusahaan memasang software secara benar.



Menangani pesanan pelanggan misalnya, Secara khusus, ketika pelanggan membuat pesanan, surat pesanan tersebut memulai perjalanan dokumen berbasis kertasnya dari keranjang yang satu ke keranjang lainnya diseputar perusahaan, seringkali proses itu memerlukan penginputan dan penginputan ulang pada sistem komputer di departemen yang berbeda. Perjalanan panjang tersebut menyebabkan keterlambatan yang berujung pada kehilangan pesanan, dan seluruh seluruh proses input kepada sistem komputer yang berbeda selalu mengundang kesalahan. Sementara itu tidak ada seorangpun di dalam perusahaan mengetahui sebenarnya pada tahapan mana status order tersebut karena tidak ada otorisasi bagi orang yang ada di departemen keuangan untuk masuk ke sistem komputer yang dimiliki oleh bagian gudang untuk melihat apakah barang sudah dikirim. Sehingga kalimat “Anda harus menelfon orang gudang” adalah jawaban yang familiar yang sering di dengarkan oleh pelanggan yang frustasi.

ERP menggantikan sistem komputer independen di keuangan, HR, Manufaktur, dan gudang, dengan sebuah program tunggal yang terbagi menjadi beberapa module yang serupa dengan sistem sebelumnya yang terpisah. Area keuangan, manufaktur dan gudang seluruhnya masih mendapatkan softwarenya masing-masing, yang berbeda sekarang softwarenya terhubung bersama sedemikian hingga seseorang di bagian keuangan dapat melihat software yang ditangani oleh bagian gudang untuk melihat apakah barang pesanan pelanggan sudah dikirim atau belum?. Sebagian besar vendor ERP bersikap fleksibel sehingga anda dapat menginstal sebagian modul saja tanpa harus membeli paket utuh nya. Sejumlah perusahaan hanya akan menginstal ERP untuk kebutuhan modul keuangan atau HR dan tidak menggunakan modul sisanya hingga suatu saat dirasakan perlu.

Bagaimana ERP dapat meningkatkan kinerja bisnis perusahaan?

Harapan terbesar dari penggunaan ERP adalah untuk menunjukan perbaikan cara perusahaan anda mengambil dan mengelola pesanan pelanggan. Itulah sebabnya mengapa ERP seringkali dijadikan acuan sebagai software back-office. ERP tidak menangani proses penjualan di depan (meski sebagian besar vendor ERP juga telah membangun software CRM untuk melakukan hal tersebut); akan tetapi, ERP mengambil pesanan pelanggan dan menyediakan sebuah peta jalan untuk melakukan automasi pada setiap langkah. Ketika customer service anda menginput dokumen pesanan pelanggan pada sistem ERP, maka yang bersangkutan sudah memiliki seuruh informasi yang dibutuhkan untuk melengkapi dokumen order tersebut (Angka piutang pelanggan dan history pesanan dari modul keuangan, level inventory yang dimiliki peanggan dari modul gudang dan jadwal pengiriman melalui truk yang ada pada modul logistik)

Orang-orang yang berada pada departemen yang berbeda ini semuanya melihat informasi yang sama dan dapat mengupdatenya. Ketika sebuah departemen selesai dengan sebuah pesanan maka secara automatis akan diagendakan untuk dieksekusi oleh departemen berikutnya via sistem ERP. Untuk mencaritahu dimana pesanan pada saat tertentu, anda hanya perlu untuk masuk kedalam sistem ERP dan lacak semuanya. Dengan sedikit keberuntungan. Proses pergerakan surat pesanan akan terlihat dengan jelas posisinya didalam organisasi, yang pada gilirannya pelanggan akan mendapatkan pesanannya dilayani dengan lebih cepat dan dengan lebih sedikit kesalahan daripada sebelumnya. ERP dapat menerapkan keajaibannya kepada proses bisnis utama lainnya, seperti penggajian karyawan atau pembuatan laporan keuangan.

Hal itu setidaknya yang menjadi mimpi dari ERP. Pada kenyataannya dilapangan yang terjadi tidak semulus yang dibayangkan.

<

Mari kembali ke permasalahan awal, proses tersebut mungkin tidak terlalu efisien akan tetapi dapat dibilang sederhana. Keuangan melakukan pekerjaannya, gudang melakukan pekerjaannya, dan jika ada hal yang salah terjadi di luar tembok-tembok departemen maka ini adalah kesalahan pihak lain. Sekarang tidak lagi. Dengan ERP, pekerjaan customer service tidak lagi sekedar mengetikkan nama seseorang ke dalam komputer dan menekan enter. Akan tetapi layar-layar ERP membuat para penggunanya memiliki sentuhan bisnis yang lebih baik. ERP menjangkau dari mulai posisi kredit pelanggan yang dikelola departemen dan posisi stok barang dagangan. Apakah pelanggan akan membayar tepat waktu? Akankah kita mampu untuk mengirimkan order tepat waktu? Hal-hal semacam ini yang tidak pernah di dijawab oleh customer service sebelumnya, dan jawaban ini pula lah yang mempengaruhi pelanggan dan setiap departemen di dalam perusahaan. Akan tetapi bukan hanya bagian customer service yang harus memahami ERP, bagian gudang yang menjadi penjaga inventory juga harus ikut dalam penggunaan sistem secara online. Jika tidak, bagian customer service hanya akan melihat level stok yang rendah di layar mereka dan memberitahukan customer bahwa barang yang mereka minta kosong persediaannya. Akuntabilitas, Tanggungjawab dan komunikasi tidak pernah difasilitasi sebaik setelah pemasangan ERP sebelumnya.

Orang-orang tidak terlalu menyukai perubahan, dan ERP meminta semua orang yang terlibat dengannya untuk mengubah cara mereka bekerja. Itulah sebabnya nilai-nilai manfaat dari ERP sulit sekali untuk diturunkan. Software menjadi tidak terlalu penting daripada management perubahan yang harus dimiliki oleh perusahaan. Jika anda menggunakan ERP untuk meningkatkan cara orang-orang di perusahaan anda mengelola pesanan pelanggan, barang-barang pabrik, pengiriman dan penagihan, anda akan melihat nilai tambah yang dari software. Sebaliknya jika anda ambil cara gampangnya, menginstall software saja tanpa mengubah cara kerja, anda akan sulit untuk melihat nilai apapun didalamnya. Bahkan software baru hanya akan memperlambat cara anda bekerja jika posisinya hanya menggantikan software lama yang setiap orang sebelumnya sudah sangat mengenali software lama tersebut.

Menimbang Urgensi Implementasi ERP
Tiga hal mendasar yang harus dijaga karena mempengaruhi tingkat kesuksesan perusahaan dipasaran adalah: harga, ketersediaan, dan mutu. Kepuasan para pelanggan ditentukan oleh layanan produk dengan harga yang terjangkau, tersedia di pasaran, dan memiliki mutu sesuai dengan yang dijanjikan oleh perusahaan.

Tolok ukur tingkat kepuasan bisa dilihat dari naik-turunya penjualan, tingkat market share, maupun kontinuitas order dari pelanggan. Ketiga hal ini hanya mampu dicapai oleh perusahaan yang memiliki manajemen bisnis yang baik. Manajemen bisnis yang baik akan dapat melakukan kontrol, menciptakan stabilitas, prediktabilitas dan kapabilitas bisnis.

Penetapan atas kebijakan harga membutuhkan banyak informasi yang akurat atas kemampuan daya beli masyarakat dan biaya pokok untuk menyediakan produk tersebut ke konsumen. Penetapan biaya pokok dari sebuah produk memerlukan pencatatan atas semua transaksi biaya-biaya yang terkait dengan produk tersebut.

Dari rekaman transaksi tersebut suatu perusahaan akan dapat menentukan nilai yang tepat atas biaya pokok suatu produk dan membandingkan dengan daya beli pasar. Dengan demikian perusahaan dapat menentukan harga yang tepat untuk diberikan kepada konsumen. Kemampuan menjaga ketersediaan produk di pasar membutuhkan manajemen rantai suplai yang baik.

Perencanaan kebutuhan barang melalui prakiraan, penetapan safety stock, update realisasi pesanan, dan stok gudang yang akurat menjadi syarat mutlak dalam perencanaan logistik. Mutu yang baik dihasilkan oleh manajemen mutu yang baik dimulai dari proses penerimaan barang yang ketat, proses produksi yang konsisten, dan penjaminan pasca penjualan. Standar mutu dari masing-masing proses harus ditetapkan untuk mengontrol proses bisnis berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Manajemen informasi di dalam perusahaan menjadi hal yang vital untuk mendukung kesuksesan manajemen proses bisnis. Setiap transaksi pada perusahaan yang berpengaruh terhadap biaya, kondisi stok, kebijakan harga, maupun aktivitas para pegawai seharusnya terekam dengan baik. Kesinkronan data antar bagian menjadi suatu yang vital. Sebagian besar industri di Indonesia bermasalah mengenai data perusahaan mereka.

Adanya database yang terpisah-pisah menjadi sebuah kendala karena seringkali selisih sehingga membutuhkan waktu untuk memverifikasi. Selain itu kendala tidak terintegrasinya sistem antar bagian menyebabkan data yang dimiliki tidak real time dan terjadi duplikasi kegiatan entry data sehingga pengambilan keputusan menjadi lambat dalam persaingan industri yang semakin ketat. Konsep ERP (enterprise resource planning) mengintegrasikan manajemen informasi antar bagian dalam perusahaan sehingga data yang dibutuhkan oleh perusahaan berasal dari satu database sehingga memudahkan pengeloaan sumberdaya yang dimiliki.

Dengan integrasi antar bagian ini, duplikasi data dapat dihindarkan sekaligus mengurangi proses-proses entry ganda yang seharusnya tidak perlu dilakukan oleh pegawai. Data-data produk mengenai stok, biaya-biaya yang diperlukan bisa terekam dengan akurat sehingga dapat digunakan untuk merencanakan penyediaan barang di pasar.

Akuratnya nilai persediaan juga membantu bagian logistik untuk menetapkan kebutuhan barang secara lebih tepat sebagaimana dalam konsep Just in Time. Dalam konsep Just in Time, persediaan merupakan salah satu waste yang harus dikurangi tanpa mengganggu ketersediaan yang diperlukan oleh bagian produksi maupun ketersediaan di pasar. Nilai persediaan dalam perusahaan yang berbasiskan produk memiliki nilai yang cukup besar.

Dengan penerapan persediaan yang efisien akan dapat meningkatkan liquiditas perusahaan dan memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan sebagian dananya untuk kebutuhan investasi yang lain.

Secara umum penerapan sistem ERP yang ideal akan memberikan dukungan terhadap manajemen sumber daya dengan mengelola informasi perawatan dan perhitungan kapasitas penggunaan sumber daya, dukungan atas kontrol keuangan perusahaan, dukungan atas kontrol kualitas, serta automasi dari aliran bisnis proses dan keselarasan antarbagian.

Agar sebuah perusahaan dapat menerapkan konsep ERP dengan baik, setiap aspek dari organisasi, manusia, informasi, dan teknologi harus dikaji. Dengan demikian penerapan tata kelola perusahaan yang baik dapat diimplementasikan pada industri sehingga dapat meningkatkan daya saing di pasar.
Sumber: http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Menimbang%20Urgensi%20Implementasi%20ERP&&nomorurut_artikel=108 9juni2009 jam 11:20

Read More..

OOP

Artikel ini adalah seri pertama dari artikel berseri tentang OOP. Tentu saja OOP pada PHP. OOP adalah singkatan dari Object Oriented Programming, dalam bahasa jawanya pemrograman berorientasi objek, yaitu mengganggap bahwa segala sesuatu dalam bahasa pemrograman adalah object, benda seperti dalam dunia nyata. Bahkan variable pun bisa dianggap sebagai object (pada pemrograman yang OOP banget, macam java, javascript). Sekarang PHP mulai versi 5.x sudah mendukung secara penuh konsep OOP. Pada versi 4.x memang kita sudah bisa menggunakan OOP, tetapi core engine PHPnya sendiri belum begitu mensupportnya. Jadi jika anda ingin menggunakan konsep OOP dalam konstruksi logic web anda, lebih baik gunakan PHP versi 5.x. Saat ini sudah banyak hosting yang sudah mengupgrade versi PHPnya.

OOP dalam PHP hampir mirip dengan OOP pada java. Jika anda sudah pernah belajar java atau javascript, OOP dalam PHP tidak begitu bermasalah. OOP PHP berbeda dengan PHP struktural. Pada OOP kita bisa membuat sebuah class yang berisi semua fungsi-fungsi yang biasa digunakan untuk proses web, misalkan proses query database, proses login, proses regular expression dll.Ingat bahwa fungsi dalam OOP adalah method. Dari class tersebut bisa dibuat sebuah object yang memiliki semua method yang saya sebutkan tadi, proses query, proses login, proses reqular expression dll. Tambahan lagi, dengan menggunakan OOP, pembuatan program menjadi lebih mudah dan cepat begitu juga konsistensi program akan terjaga. Anda juga bisa membuat template web dengan menggunakan OOP dimana ada method yang bertugas untuk membuat tampilan, misalkan tampilan header, sidebar, footer dll.

Sumber:http://bimoweb.com/pemrograman-oop-pada-php-part-i.html

Read More..

OOP 2

MENGENAL
OBJECT-ORIENTED PROGRAMMING (OOP)
Dalam dunia pemrograman, ada istilah yang dikenal dengan Object-Oriented
Programming (disingkat OOP). Tipe pemrograman ini adalah berbasis object.
Maksudnya adalah penggunaan sudut pandang object sebagai sebuah komponen
dalam sebuah program yang dimodelkan dengan benda-benda dalam dunia nyata.
Contoh object yang ada di sekitar kita adalah hewan, mobil, televisi, sepeda,
dan masih banyak lainnya. Objek yang kita lihat tentunya memiliki hal atau
karakteristik yang melekat pada dirinya sendiri seperti ukuran, warna, tinggi, dan
bentuk yang disebut attribute. Selain itu, object yang kita kenal juga mempunyai
tingkah laku dan kemampuan untuk melakukan suatu tugas, berasal dari dalam dirinya
sendiri, yang disebut behavior atau method seperti mobil berjalan ke depan, hewan
tidur, televisi dinyalakan, dan lampu dimatikan. Pembuatan object dalam OOP ini
sangat erat hubungannya dengan pembuatan class. Lihat contoh berikut ini.
http://kpmbyogya.files.wordpress.com/2008/05/gawker_radio.jpg
Class: Radio
Object: Radioku
Attribute:
 Warna Kuning Jeruk
 Merek Arrowz
 Pemutar volume
 Tombol on/off
Method:
 Membesarkan volume
 Menyalakan radio
 Mematikan radio
Pengenalan Object-Oriented Programming 1
Dari contoh di atas, terdapat satu buah class Radio dengan object Radioku.
Object dalam class Radio bisa dibuat lebih dari satu. Kita bisa membuat object
Radioku, Radiomu, Radionya Budi, dan Radionya Ridho. Banyak object yang dapat
diciptakan dari satu kelas yang sama seperti halnya banyak radio yang dapat dibuat
dari satu gambar rancangan yang sama.
Bagaimana bentuk class, object, attribute, dan method dalam baris-baris
pemrograman berbasis object? Mari kita lihat melalui bahasa Java yang menerapkan
OOP.
// Radio.java
class Radio
{
String warna; //attribute dari class Radio
String merek; //attribute adalah data member atau variabel
int volume;
int off = 1;
//method dari kelas Radio
//method melakukan sebuah fungsi atau tugas dalam sebuah kelas
void nyalakanRadio()
{
System.out.println ("Radio menyala...");
off = 0; //tanda bahwa radio menyala
}
void matikanRadio()
{
off = 1; //tanda bahwa radio tidak menyala
System.out.println ("Radio tidak menyala...");
}
void besarkanVolume()
{
if (off == 1) //jika radionya mati
{
System.out.println ("Radio saat ini tidak menyala.");
System.out.println ("Tidak bisa besarkan volume.");
}
else
System.out.println ("Volume bertambah 1 level.");
}
void kecilkanVolume()
{
if (off == 1) //jika radionya mati
{
System.out.println ("Radio saat ini tidak menyala.");
System.out.println ("Tidak bisa kecilkan volume.");
}
else
System.out.println ("Volume berkurang 1 level.");
}
Pengenalan Object-Oriented Programming 2
void cetakAttribute()
{
System.out.println ("Warna radio: " + warna);
System.out.println ("Merek radio: " + merek);
}
} //akhir dari kelas Radio
Semua data member (variabel) dan method dibungkus dalam kelas-kelas atau
object-object. Class Radio memiliki data yang berfungsi sebagai attribute seperti
warna, merek, off, dan volume. Class Radio juga memiliki fungsi atau tugas yang
berfungsi sebagai method seperti nyalakanRadio, matikanRadio, besarkanVolume,
kecilkanVolume, dan cetakAttribute.
Selanjutnya, mari kita buat file RadioBeraksi.java yang menggunakan
attribute dan method dari file Radio.java.
//RadioBeraksi.java
public class RadioBeraksi
{
public static void main (String[] args)
{
//membuat object terlebih dahulu
Radio radioku = new Radio();
//memanggil attribute dan memberi input nilai
radioku.warna = "Hitam";
radioku.merek = "Arrowz";
//panggil method dari class Radio
radioku.cetakAttribute();
radioku.kecilkanVolume();
radioku.nyalakanRadio();
radioku.besarkanVolume();
radioku.matikanRadio();
}
}
Dari baris-baris pemrograman dengan bahasa java yang dilengkapi dengan
comment (komentar), kita dapat melihat bagaimana definisi class, object, data
(attribute), dan method. Dalam OOP, data member dan method diperlakukan sama
tidak seperti dalam pemrograman terstruktur.
Bagaimanapun, penggunaan sudut pandang object memberikan nuansa yang
berbeda dalam merancang sebuah program. Pembuatan program menggunakan sudut
pandang object ini ,diklaim oleh para pendukung OOP, menjadikan program lebih
mudah dimengerti, dimodifikasi, dirawat, dan dikembangkan sebagaimana kita
melihat object dan memodifikasinya dalam dunia nyata.
Pengenalan Object-Oriented Programming 3
Akhirul kalam, Happy Programming. ^^
Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/OOP
Estimation Time: 15:00 PM January, 20 2009.
http://university.romisatriawahono.net/mod/resource/view.php?id=76
Estimation Time: December, 2008.
Deitel and Deitel. 2008. C++ How to Program Sixth Edition. Prentice Hall.
Pengenalan Object-Oriented Programming 4

Sumber :http://rauff.files.wordpress.com/2009/03/oop_-_mengenal_oop.pdf

Read More..

Object Oriented Programming

Konsep dasar dari Pemrograman Berorientasi Objek

Pemrograman orientasi-objek menekankan konsep berikut:

* kelas — kumpulan atas definisi data dan fungsi-fungsi dalam suatu unit untuk suatu tujuan tertentu. Sebagai contoh 'class of dog' adalah suatu unit yang terdiri atas definisi-definisi data dan fungsi-fungsi yang menunjuk pada berbagai macam perilaku/turunan dari anjing. Sebuah class adalah dasar dari modularitas dan struktur dalam pemrograman berorientasi object. Sebuah class secara tipikal sebaiknya dapat dikenali oleh seorang non-programmer sekalipun terkait dengan domain permasalahan yang ada, dan kode yang terdapat dalam sebuah class sebaiknya (relatif) bersifat mandiri dan independen (sebagaimana kode tersebut digunakan jika tidak menggunakan OOP). Dengan modularitas, struktur dari sebuah program akan terkait dengan aspek-aspek dalam masalah yang akan diselesaikan melalui program tersebut. Cara seperti ini akan menyederhanakan pemetaan dari masalah ke sebuah program ataupun sebaliknya.

* Objek - membungkus data dan fungsi bersama menjadi suatu unit dalam sebuah program komputer; objek merupakan dasar dari modularitas dan struktur dalam sebuah program komputer berorientasi objek.

* Abstraksi - Kemampuan sebuah program untuk melewati aspek informasi yang diproses olehnya, yaitu kemampuan untuk memfokus pada inti. Setiap objek dalam sistem melayani sebagai model dari "pelaku" abstrak yang dapat melakukan kerja, laporan dan perubahan keadaannya, dan berkomunikasi dengan objek lainnya dalam sistem, tanpa mengungkapkan bagaimana kelebihan ini diterapkan. Proses, fungsi atau metode dapat juga dibuat abstrak, dan beberapa teknik digunakan untuk mengembangkan sebuah pengabstrakan.

* Enkapsulasi - Memastikan pengguna sebuah objek tidak dapat mengganti keadaan dalam dari sebuah objek dengan cara yang tidak layak; hanya metode dalam objek tersebut yang diberi ijin untuk mengakses keadaannya. Setiap objek mengakses interface yang menyebutkan bagaimana objek lainnya dapat berinteraksi dengannya. Objek lainnya tidak akan mengetahui dan tergantung kepada representasi dalam objek tersebut.

* Polimorfisme melalui pengiriman pesan. Tidak bergantung kepada pemanggilan subrutin, bahasa orientasi objek dapat mengirim pesan; metode tertentu yang berhubungan dengan sebuah pengiriman pesan tergantung kepada objek tertentu di mana pesa tersebut dikirim. Contohnya, bila sebuah burung menerima pesan "gerak cepat", dia akan menggerakan sayapnya dan terbang. Bila seekor singa menerima pesan yang sama, dia akan menggerakkan kakinya dan berlari. Keduanya menjawab sebuah pesan yang sama, namun yang sesuai dengan kemampuan hewan tersebut. Ini disebut polimorfisme karena sebuah variabel tungal dalam program dapat memegang berbagai jenis objek yang berbeda selagi program berjalan, dan teks program yang sama dapat memanggil beberapa metode yang berbeda di saat yang berbeda dalam pemanggilan yang sama. Hal ini berlawanan dengan bahasa fungsional yang mencapai polimorfisme melalui penggunaan fungsi kelas-pertama.

* Inheritas- Mengatur polimorfisme dan enkapsulasi dengan mengijinkan objek didefinisikan dan diciptakan dengan jenis khusus dari objek yang sudah ada - objek-objek ini dapat membagi (dan memperluas) perilaku mereka tanpa haru mengimplementasi ulang perilaku tersebut (bahasa berbasis-objek tidak selalu memiliki inheritas.)

* Dengan menggunakan OOP maka dalam melakukan pemecahan suatu masalah kita tidak melihat bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah tersebut (terstruktur) tetapi objek-objek apa yang dapat melakukan pemecahan masalah tersebut. Sebagai contoh anggap kita memiliki sebuah departemen yang memiliki manager, sekretaris, petugas administrasi data dan lainnya. Misal manager tersebut ingin memperoleh data dari bag administrasi maka manager tersebut tidak harus mengambilnya langsung tetapi dapat menyuruh petugas bag administrasi untuk mengambilnya. Pada kasus tersebut seorang manager tidak harus mengetahui bagaimana cara mengambil data tersebut tetapi manager bisa mendapatkan data tersebut melalui objek petugas adminiistrasi. Jadi untuk menyelesaikan suatu masalah dengan kolaborasi antar objek-objek yang ada karena setiap objek memiliki deskripsi tugasnya sendiri.

Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Pemrograman_berorientasi_objek

Read More..

Apa itu LILI NURSALEH?

Hai kawan namaku LILI NURSALEH........Umurku 19 tahun.Aku adalah mahasiswa PERGURUAN TINGGI RAHARJA...Tahukah kamu apa itu arti dari LILI NURSALEH...Guru SMA ku pernah mengartikan LILI NURSALEH...
LILI artinya Bunga....
NUR artinya Cahaya...
SALEH artinya...Pisang Sale......
Spontan waktu itu dia mengartikan LILI NURSALEH adalah bunga pisang alias jantung yang suka dibikin sayur lodeh...
eee do do eeee itu salah besar....LILI NURSALEH bukanlah bumga pisang....
LILI NURSALEH artinya lebih kepada cahaya yang memancarkan aura soleh....LILI NURSALEH diharapkan menjadi cahaya yang akan memberikan kebaikan pada keluarga dan semua orang...Begitu besar arti LILI NURSALEH.....
Menurut anda apa arti LILI NURSALEH??

Mengapa orang tuaku memberi nama LILI NURSALEH...??
Waktu itu ketika ibuku sedang mengandung pernah ada seorang penceramah agama bernama LILI GOZALI yang sedang memberikan ceramah agama disebuah acara hajatan...Mungkin itu yang menginspirasi nama LILI NURSALEH....
LILI NURSALEH diharapkan menjadi seorang tokoh agama seperti LILI GOZALI...Dan orang tuaku mengharapkan LILI NURSALEH manjadi kabanggaan semua orang...

Read More..

Koleksi Photo

Read More..

mp3 lee



Free Indo Flash Mp3 Player at musik-live.net

Read More..